Senin, 18 Juni 2012

nice trip to Cibodas (mengenang Jogjakarta) tribute to Angga n Menik

 Memutar otak menikmati liburan di tanggal tua adalah medan keatifitas  terberat seorang pegawai… hahaha
Seperti halnya yang sedang aku pikirkan untuk tidak sekedar menghabiskan waktu menunggu senin tiba dengan alami.

Sebenarnya pagi itu (jam 2 pagi. Red) sembari menonton pertandingan  Inggris di piala euro, pikiranku sedang suntuk karena gagal menghadiri pernikahan seorang kawan (Angga dan Menik. Red) dua pasangan yang aku turut pegang andil dalam mempertemukan mereka dulu, pasangan yang aku punya ikatan khusus dengan keduanya, pasangan yang kukenal betul sejak hari pertama mereka jadian sudah sangat terobsesi pada pernikahan. Sekali lagi karena siklus tanggal tua dan pekerjaan yang kunjung usai.

Entah kenapa tiba-tiba pertandingan bola musiman di tv ini begitu menjemukan dan tak jua menenangkan pikiranku.
Di tengah kegalauan ini aku teringat masa dimana aku dan dua pasangan luar biasa ini pernah melakukan perjalanan yang “maha Kocak” bersama Sabariman (sejenis skuter  Piaggio PX 1994. Red) juga sepasang lain (Dito dan Inung . Red)  yang tak kalah luar biasanya. Perjalanan yang diwarnai dengan sekotak penuh kesialan, sekeranjang kebodohan yang terbungkus dalam sekarung besar kekonyolan yang membahagiakan.
Maka bagi mereka semua kuberanikan diri menempuh perjalanan ke tempat yang hampir serupa dengan tempat dimana dulu kami bersama menempuh jarak untuk bertemu dengan keramahan Jogjakarta tanpa izin orang tua……

Sedikit yang bisa kulakukan untuk mengenang kalian dan berupaya menebus ketidak hadiranku di dalam momen seumur hidup kalian berdua. Agni, Jakarta, 18/6/2012









Read more »

Senin, 11 Juni 2012

Bukit Kapur Cileungsi












Read more »

Rabu, 18 April 2012

dan Mereka Adalah...... :)


Mereka adalah rekan-rekan kerja,
Setelah menjejakkan kaki di tanah merah Jakarta bersama merekalah sebagian besar waktu tersita.
Hubungan ini pada dasarnya biasa saja,
Oleh karenanya banyak hal tak terduga datang di tiap waktunya, selayaknya hubungan antar manusia pada umumnya.
Dan saat ini bersama merekalah saya menghadapi berbagai hal istimewa…. Dan seperti biasa….. ini luar biasa


 




 


 


Read more »

Selasa, 10 April 2012

Lawang Sewu




Read more »

Minggu, 08 April 2012

Foto Panorama

Sarangan Magetan
Sarangan Magetan

Dari Kaki Gunung Lawu

Dari Kaki Gunung Lawu

Lawang Sewu Semarang

Adel di Depan Lawang Sewu Semarang

Read more »

Selasa, 03 April 2012

Celoteh Cinta Kertajaya

stasiun gambir brata.agni foto kamera saku


Mendengar dengan seksama celoteh gadis belia tentang cinta…
Dengan nafas angkuh kukatakan “kampungan”..
                Tapi lihat coklat kulitnya pekat…
                Cium aroma sederhana dari aksennya…
Kusadari khilafku,
Karena dia hanya seorang pekerja anak, tunggu Kertajaya untuk segera peluk erat tubuh ibunya….
Bertahun menantang nafas panas Jakarta, dia butuh bahagia…
                Jadi biarkan cinta jadi bahasa sederhana…
                Dirasa setiap manusia, untuk sekedar lepas penatnya…

(Agni, stasiun senen 2 November 2010)

Read more »

Minggu, 01 April 2012

Ketika Merah Angkat Bicara

aksi agraria di depan istana presiden brata.agni foto kamera saku
Berkawanlah dengan merah, karena ia tak lagi bersanding dengan setan dan kumpulan bajingan.

Bersahabatlah dengan merah kawan, karena ia sekarang warna perlawanan.

Bangsa kita bangsa yang merah teman, diatas putih ia menyuarakan kerakyatan.

bercintalah dengan merah karena saat ia berlawan..... semua warna terangsang juang.

Merah,  dalam warna muda-nya pun ia menawan jutaan perawan.

Wangi kita merah warnanya kawan, wangi darah perlawanan.

aksi agraria di depan istana presiden brata.agni foto kamera saku
aksi agraria di depan istana presiden brata.agni foto kamera saku

Read more »

Fotografi Kamera Pocket

fotografi adalah hal menyenangkan, dengan foto kita mengabadikan keadaan, dengan foto kita mengingat lebih baik semua kenangan.

beberapa karya sederhana ini saya kerjakan dengan kamera saku kesayangan tipe cassio exilim 12 mp dengan sebuah tripod setinggi badan yang sering ditertawakan orang di pinggir jalan.

tapi inilah adanya... dengan perpaduan badan tripod gede dan kepala kamera kecil saya mengabadikan beberapa kejadian :)

pelukis jalanan taman suropati brata.agni foto kamera saku
senja hari di sentul brata.agni foto kamera saku
sunset ala sentul brata.agni foto kamera saku
lantai 31 sudirman park apartmen brata.agni foto kamera saku

jakarta bienalle taman ayodya brata.agni foto kamera saku

parkiran motor taman ayodya brata.agni foto kamera saku

Read more »

Sabtu, 31 Maret 2012

Stupid LOVErs, 94 Scooter, n Friendship for Memorable Trip’ss



Ini catatan perjalanan istimewaku dalam rangka mengenang kawan-kawan Malang pada awal Akhir Bulan Juli 2009 
150 KM to Magetan

Ku awali pengalamanku kali ini, dengan menemukan dulu perpaduan antara kenekatan, kebodohan dan persahabatan yang dipicu oleh rasa cinta dan rindu yang tak tertahan ternyata melahirkan perpaduan sensasi petualangan yang tak terlupakan.

Hampir satu bulan sejak “masa laluku” Wisuda kami terpisah jarak sekitar 150 KM yang terbentang antara Malang hingga Magetan, tempat yang paling sering masuk TV karena kekeringan dan kecelakaan pesawat, akibat buruknya kualitas Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) negeri ini. Yang jelas akibat dari semua ini menyebabkan rindu yang tak tertahan, namun tak sampai membuatku kelaparan dan kehilangan berat badan.

Bersama dengan 4 rekan hebatku kali ini, Angga Kurniawan Unbelivable Boy dengan segudang prestasi dan kesibukannya, Gayatri Is Menik, seorang gadis penuh rasa ingin tahu dan obsesi pada pernikahan, karena tak ada lain yang lebih membuatnya tertarik selain membicarakan sebuah pernikahan bersama laki-laki tampan, rajin, religious yang untuk sementara ini diisi oleh seorang Angga. Ladito Risang, Another Vespaholic on English Class Version yang didampingi oleh sang belahan hati Dek Inung, gadis luarbiasa asal kota dingin Wonosobo yang mudah kehilangan akal sehat saat bersentuhan dengan impuls humor, dan semangat besarnya untuk berkembang. Selain itu, kali ini dengan segenap kenekatan dan kebodohanku kuajak Sabariman, Vespa tercinta berjenis PX 150 Exclusive buatan tahun 1994 yang sering menguji kesabaran dan tingkat keimananku, untuk menempuh perjalanan cinta bersama.

Perjalanan dimulai tanggal 28 Juli 2009 kurang lebih pukul 7 pagi….
Bersama kami berangkat dari Sengkaling (rumahku) menuju ke pemberhentian pertama di Alun-alun Kota Batu, persinggahan pertama tempat mengisi pundi-pundi lemak dalam perut kami. Tak ada yang istimewa disini kecuali sepiring nasi pecel dan dua orang guru muda, ramah yang banyak omong mengajak kami bercanda.

Perjalanan kami lanjutkan tepat pukul 8.00 WIB, 15 menit perjalanan diantara segarnya udara pagi dan hijaunya pohon sepanjang jalan di Payung Kota Batu, Sabariman mulai menjadi media penguji kesabaranku mesin vespa tercinta kehilangan traksi dan kurasakan gejala mogok seperti yang biasa terjadi. Positif ini adalah mogokku yang pertama dalam perjalanan ini. Belum beres mesin ini kami perbaiki, tanpa sengaja Dito menyenggol helm bogo kesayangan (ingat helm yang dipakai oleh Trio Warkop Dono, Kasino, Indro dalam film Chip Indonesia buatan tahun 70 an), yang saking sayangnya semalam sebelum perjalanan helm ini kupoles lebih dari 3 kali hingga tampak berair karena mengkilap, walhasil kaca helm terlepas karena penampangnya patah….. haha. Sial benar nasibku ini, tapi namanya juga Sabariman, aku percaya bahwa Tuhan tidak akan menguji melebihi batas kemampuan hambanya.

Hingga Kertosono, tak ada yang lebih menarik selain menertawakan kelakuan Sabariman yang mogok ditiap 5 menit perjalanan. Panas, vespa mogok dan debu yang disemprotkan oleh puluhan kendaraan besar yang melintas sempat juga membuat hati panas, terutama Menik, rona mukanya memerah menahan emosi melihat kelakuan Sabariman. Daripada berujung pada pertumpahan darah, maka kami putuskan untuk menyeret Sabariman menggunakan seutas Tali Rafia, atau kata orang sering menyebut rumput jepang, (yang membedakan antara sapi Indonesia dan jepang adalah pada makanannya, sapi Jepang bisa makan rumput Indonesia, sementara sapi kita tak biasa makan rumput jepang).

Khawatir pada kekuatan Tali raffia, kami menggantinya dengan seutas Tali tampar yang biasa dipakai mengikat sapi saat Iedul Kurban, memang dalam kondisi seperti ini tak ada bedanya vespaku dengan sapi kurban kecuali dua roda bundar sebagai ganti kaki, dan pengendara tambun yang menaikinya, siapa lagi kalau bukan aku.

5 kilometer sebelum masuk hutan Saradan, dan setelah kurang lebih satu jam diatas sepeda gandeng, kurasa Sabariman sudah cukup beristirahat, sekarang saatnya sang lebah bekerja (arti Vespa dalam bahasa Italia adalah lebah). Berkali-kali injak pedal stater, dan dengan hentakan mantap dari kaki Dito….. treng..teng…teng…teeng……

Mau dikata berat, memang berat perjalanan kali ini, tapi jujur ini adalah perjalanan paling menyenangkan yang pernah kurasakan setelah hampir setiap satu bulan sekali aku selalu kembali ke Magetan untuk berbagai alasan, terima kasih kawan-kawan.

Read more »

Yakin Tuhan, di Tanah Lot


Tanah Lot, pantai dengan deburan ombak yang bisa dibilang besar, karang dimana-mana dengan sebuah pure legendaris diatas karang besar, yang menyimpan pesona mistisnya seindah terpaan Sunrise di pagi hari.

Kuingat tiap kali aku ke Tanah Lot bersama dengan rombongan, maka pemandu wisata akan menyampaikan pesan mistis yang selalu jadi bumbu-bumbu wisata, seperti ketika kita mendengar perkabulan permohonan, saat kita membuang uang receh dibawah patung anak kecil buang air di Vienna. Maka Tanah Lot-pun punya cerita seperti itu, ketika kita membasuh muka dengan air suci yang ada di bawah karang pure, maka awet muda akan jadi milik kita ditambah lagi, apabila kita menyentuh ular belang suci yang juga ada di gua seberang karang, apalagi kalau bukan keinginan kita akan terkabul.

Belajar dari Bali, belajar dari Tanah Lot belajar dari keluarbiasaan alam semesta. Selama ini aku ragu, dengan air suci yang ada di Tanah Lot, beberapa orang memandang bagi seorang muslim sepertiku bersentuhan dengan hal-hal yang dimistiskan seperti itu, adalah bentuk syirik, dan syirik adalah kekurangajaran terbesar seorang muslim yang berani menuhankan selain tuhannya sendiri namun ada ketertarikan lain yang begitu besar mendorongku untuk mempertanyakan, sesuci, sesakti dan seajaib apakah air itu, hingga sekian juta penduduk Bali mengkramatkannya?.

Tanah Lot, pantai dengan deburan ombak yang bisa dibilang besar, karang dimana-mana dengan sebuah Pure legendaris diatas karang besar yang menyimpan pesona mistis seindah terpaan Sunrise di pagi hari.


Demi memenuhi pertanyaan yang kuyakin jika disimpan akan jadi biang penyakit ini, maka kuberanikan diri untuk membasuh muka bahkan meminum air suci yang dimaksudkan. Menakjubkan aku merasakan kesegaran luar biasa, walaupun untuk merasakannya aku harus membayar Rp.1000,- di kotak sumbangan, kurasakan seraup air tawar segar dan dingin. Luar biasa, seketika aku sadar dan bertanya untuk fenomena ini “Bagaimana air tawar yang sedemikian segar bisa mucul di karang yang ada di tengah laut?”. Ajaib…. Inilah jawaban paling sederhana untuk pertanyaanku.

Aku berpikir maka aku ada (Rene Descartes). Maka penerimaannku pada jawaban Ajaib, sama dengan ketiadaanku.

Kembali pada pertanyaanku, darimana air ini berasal. Inilah yang kupikir menjadi cikal-bakal kenapa air ini di ajaibkan oleh  masyarakat Bali. Aku terus berpikir untuk teka-teki ini, hingga kusadari dari kejauhan bahwa Pura dan air ini berada diatas dan dalam sebuah karang besar, yang saking besarnya hingga ditumbuhi lumut, pohon dan berbagai tumbuhan diatasnya. Aku melihat bahwa karang ini jelas lebih berongga dibanding  batu biasa, hingga dia dapat menyimpan air hujan maupun air laut yang kemudian menjadi tawar karena menguap atau terpolarisasi kedalam pori-pori karang, hingga tak heran jika karang ini bisa ditumbuhi pohon dan tumbuhan, bahkan mengeluarkan mata air tawar dibawahnya.

Itu analisaku yang pertama, analisaku yang kedua lokasi karang dengan daratan di sekitar Tanah Lot tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 Meter, saat sedang surut. Maka jika memang ada sungai bawah tanah (artesis) yang berujung ke karang besar, maka keluarnyapun akan tetap tawar, karena tidak sempat tercampur dengan air laut yang asin.

Ahaa….. bagaikan seorang miskin yang baru diberitahu kalau ia menang lotre, tanpa sadar aku bersorak kegirangan. Karena pertanyaanku pada rahasia keajaiban air telah terjawab. Dan lebih lengkap lagi tujuanku ke Bali tercapai.

Oke, kujelaskan logikanya. Bayangkan sebuah suku, yang tidak mengenal penyakit dan obat-obatan, tinggal di dekat hutan, kemudian salah seorang anggota suku pergi kehutan dan kembali dalam kondisi demam, bentol-bentol merah, dan menggigil. Bayangkan apa yang akan dipikirkan oleh orang-orang sukunya, selain menyatakan bahwa ini adalah hasil kutukan dewa hutan.

Logika seperti ini, menjelaskan padaku bahwa manusia menemukan atau percaya Tuhan (sesuatu yang Gaib/Sakti), ketika ia sedang menghadapi rahasia alam yang tak mampu dilogika, seperti air suci di Tanah Lot Bali.

Dengan hati puas, kujelaskan temuanku ini pada ketiga temanku, dengan gaya seorang dosen yang sedang memimpin kuliah lapang dalam mata kuliah “Korelasi antara Tuhan dan Liburan Ke Bali”, dalam bab kenapa manusia harus percaya Tuhan? dengan catatan penting bahwa Tuhan  memang ada.... kenapa? sederhana saja emang ada yang bisa memastikan rahasia alam akan terungkap?. 


Read more »